CV. MENARA RIAU

PENERBIT CV. MENARA RIAU |PENDIRI|Sam Abednego Simbolon|PENASEHAT AHLI| M.T.Simbolon, Jhonny Hanny Tompunu,S.Th, M.Pd.K | PEMBINA | DR(HC).Sofyan,SR, DR(HC).Agen Simbolon | PIMPINAN UMUM |W.J.S | PIMPINAN PERUSAHAAN | Sam Abednego.S. | PIMPINAN REDAKSI | Sam Abednego Simbolon | REDPEL | | SEKRETARIS |Dewi.M.P| PENASEHAT HUKUM | IMMANUEL NDOEN,SH,MA,M.TH | STAF AHLI |Dantes.S.| LITBAG | Erwin.F.N | IT |Bromy Liong Sinaga, Harmen Suhaimi Harahap | DISIGN GRAFIS | H.S.Hrp, Willy Andreas Pasaribu | BIRO PEKANBARU | | BIRO BENGKALIS | Erwin F. Nababan (Kepala), R.L.Tampubolon, j.saragih, Ronal.S (Duri)| BIRO ROHIL | Supardi (Kepala)| BIRO ROHUL | | BIRO KAMPAR | | BIRO SIAK | | BIRO PELALAWAN | | BIRO INHIL |Supeno| BIRO INHU | |

Sabtu, 27 September 2014

KASUS PEMBACOKAN BURUH PT.ADEI P&I BELUM ADA KEJELASAN



  • Tidak Ada Ketegasan Dari Pihak Perusahaan & Pihak Polsek Pinggir Terkait Pelaku Pembacokan. 
  • Pengamanan Yang Bertugas/ BKO Di Kebun Perusahaan Saat Ini Dari Pihak Polsek Pinggir. 
  • Ketua Umum SBRI AGEN SIMBOLON Telah Layangkan Surat Ke Pihak PT.ADEI P&I Kec.Pinggir. 

Pinggir, Menara Riau     

     Jerit derita para buruh hingga kini masih terus terasa dan dirasakan oleh masyarakat yang profesinya sebagai buruh. Derita yang dialami para buruh tersebut sangat beragam, mulai dari persoalan pembayaran gaji dan tunjangan yang acap kali terkendala sampai masalah penganiayaan yang selalu tertutupi tanpa ada penyelesaian yang jelas.  

   

Kali ini permasalahan penganiayaan menimpa seorang buruh pengamanan kebun Perusahaan, yakni peristiwa pembacokan/penganiayaan yang dialami Aldo Gindo Sihombing (35) yang terjadi pada Kamis (3/7) sekira pukul 17:30 wib. Keadaan Aldo saat itu sangat mengenaskan hingga kondisi Aldo sempat koma pada saat perawatan akibat telah banyak mengeluarkan darah.  

     Peristiwa pembacokan itu terjadi sangat cepat dan tidak diduga-duga Aldo pada saat tiba di KMS 3 Pos 4 desa kuala penaso. Informasi yang dihimpun awak media dilapangan mengatakan, “Ketika itu Aldo berjaga di pos penjagaan bersama seorang BKO yang diduga dari Polsek Pinggir sedang menjalankan tugas seperti biasanya. Tidak lama sang BKO mendapat telephone dari seseorang. Setelah Telephone selular itu dimatikan, sang BKO langsung pergi dari Pos penjagaan dan Aldo tidak tahu arah tujuannya.  

     Sepeninggal sang BKO itu, tiba-tiba saja pos penjagaan dimana Aldo berada diserang oleh orang yang tidak bertanggung jawab, yang diketahui sebagai ‘ninja sawit’ sampai mengakibatkan Aldo bersimbah darah oleh karena terkena bacokan senjata tajam sebanyak 6 (enam) kali di tubuhnya. Bersyukur saat itu masih ada rekan kerja  yang melihat Aldo dan langsung membawa Aldo untuk mendapatkan perawatan ke RS Permata Hati. Namun, oleh karena kondisi Aldo sudah parah, korban langsung dilarikan ke RS Santa Maria Pekanbaru untuk mendapatkan perawatan.  

     Kasus pembacokan ini telah sampai ke telinga dan ke pihak SBRI Kec.Pinggir. Dan pihak SBRI mendatangi Mapolsek Pinggir untuk melaporkan peristiwa tersebut dan meminta ke pihak berwajib agar dengan cepat mengusut serta mencari dan menangkap pelaku pembacokan. Dan kepada pihak perusahaan juga diminta untuk mempertanggungjawakan atas terjadinya peristiwa yang menimpa salah seorang anggota dari SBRI yang bertugas di pos penjagaan kebun milik PT.ADEI P&I Kec.Pinggir. Namun sampai aksi demo damai yang dilakukan oleh ratusan anggota SBRI Kec.Pinggir selesai digelar, titik terang dari persoalan itu pun belum jelas.  

     Saat awak media mempertanyakan peristiwa pembacokan terhadap Aldo buruh Perusahaan itu ke pihak Polsek Pinggir, pihak Polsek Pinggir mengatakan bahwa permasalahan itu masih dalam penyelidikan. “Masalah itu masih kabur, dan pihak kami masih terus menyelidiki masalah itu”, ungkap Kapolsek usai apel persiapan pengamanan Pilpres di halaman Kantor Camat Pinggir.  

     Ketika awak media Suara Nasional konfirmasi perihal sudah sejauh mana permasalahan pembacokan anggota SBRI Kec.Pinggir itu kepada Ketua Umum SBRI Agen Simbolon pada Sabtu (12/7) mengatakan, “Belum ada kejelasan lagi hingga saat ini. Tetapi Saya sudah membuat surat ke pihak Perusahaan menyangkut peristiwa tersebut”, ujar Agen Simbolon di sela-sela waktu istirahatnya.   

     Informasi yang didapat awak media ini dilapangan (11/7) bahwa pihak Perusahaan dan pihak aparat setempat mengadakan pertemuan untuk membahas persoalan yang sedang memanas di PT.ADEI P&I Kec.Pinggir. Pertemuan tersebut juga diduga membahas dan mempertanyakan kebenaran dari surat kontrak kerjasama dalam hal pengamanan antara pihak Perusahaan dengan aparat keamanan dari Polsek Pinggir.  

     Pasalnya, hingga saat ini pelaku pembacokan buruh perusahaan itu belum terungkap, dan terkesan sengaja untuk dikaburkan agar tidak berdampak negative terhadap perusahaan. Kenapa demikian??? Apabila seorang ataupun sekelompok pencuri masuk ke lahan perkebunan PT.ADEI P&I untuk melaksanakan aksi pencuriannya, dengan cepat orang-orang tersebut tertangkap dan diserahkan ke pihak Polsek Pinggir. Tetapi, apabila ada persoalan penganiayaan terhadap buruh perusahaan atau pun Gajah yang mati dilahan perusahaan sudah tanpa gading sangat lama prosesnya dan ditanggapinya, apalagi untuk menuju penyelesaiannya.  

     Hal itu sudah kerap terjadi di wilayah kebun PT.ADEI P&I, banyak persoalan yang terjadi terhadap buruh dan terhadap masyarakat tetapi pihak perusahaan seakan sudah kebal terhadap hukum yang ada di Negara RI ini. Jadi pihak perusahaan mau membawa peraturan dari negeri Jiran Malaysia. “Kecamatan Pinggir itu masih termasuk Negara Indonesia kah atau sudah Masuk Negara Malaysia??? Lalu kenapa persoalan rakyat Indonesia yang bekerja sebagai buruh di PT.ADEI P&I banyak yang tidak selesai??? Ada apa dengan aparat pemerintahan yang ada di Kec.Pinggir dan Pemerintah Kab.Bengkalis??? Apakah sudah tidak ada lagi hati nurani di dalam diri Pemerintah setempat tersebut untuk menyelesaikan persoalan yang menimpa buruh yang notabene masyarakatnya dan Rakyat Indonesia???       *001. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar