- GAJAH BETINA MATI AKIBAT SAKIT ATAU KENA RACUN ATAUKAH AKIBAT KELALAIAN PEMERINTAH???
- HUTAN TEMPAT HABITAT GAJAH SUDAH PUNAH, APAKAH GILIRAN SATWA LANGKA GAJAH INI YANG AKAN DIMUSNAHKAN???
- PIHAK BBKSDA RIAU HARUS BERTANGGUNG JAWAB ATAS KEMATIAN SATWA GAJAH INI.
Mandau,
Menara Riau
Setiap makhluk ciptaan Tuhan yang ada di muka Bumi ini memang sudah
ditentukan masa hidupnya oleh sang Pencipta, dan tidak seorangpun yang tahu
kapan lahir dan matinya. Baik itu Manusia maupun binatang serta
tumbuh-tumbuhan. Akan tetapi terkadang kehidupan makhluk hidup tersebut ada
juga yang di atur oleh ‘kekuasaan & kekuatan’ oknum manusia yang notabene
sama-sama ciptaan Tuhan.
Kita lihat saja
se-ekor Gajah Betina yang menghembuskan nafas terakhirnya di seputaran kolam
pancing KM.6 jalan Rangau Kecamatan Mandau, Bengkalis. Dari olah TKP dari Tim Medis
BBKSDA dilapangan mengatakan bahwa Gajah Betina ini mengidap suatu penyakit
yang sudah akut dan sudah lama di derita oleh Satwa liar tersebut. Penyakit
tumor dan inveksi berat yang diidap gajah betina itu membawa malapetaka bagi
kumpulan satwa liar Gajah.
Oleh karena sudah
tidak dapat menahan rasa sakit yang sudah berkepanjangan dalam tubuhnya,
akhirnya Gajah Betina tersebut tergeletak dan terbujur kaku di sekitar kolam
pancing pada minggu (11/5) lalu sekitar pukul 19:00 wib. Sebelum menghembuskan
nafas terakhirnya, gajah betina itu sempat mendapatkan perawatan medis dari Tim
Medis BBKSDA Riau, namun pertolongan yang diberikan Tim Medis tidak mampu lagi
menambah usia dari satwa liar tersebut.
Padahal, sudah
berbagai cara dilakukan dan semua kekuatan dikerahkan untuk menolong gajah yang
sedang terkapar di tanah itu. Sekitar 40 botol infuse sudah masuk dalam tubuh
gajah tersebut agar dapat bertahan hidup. Bahkan tim medis BBKSDA telah
membuang semua jaringan tubuh yang mati di sekitar tumor serta telah memberikan
serum/obat antibiotic dibagian yang terluka. Namun sepertinya usaha yang
dilakukan tim medis tidak membuahkan hasil.
Sebelum ditangani
oleh tim medis BBKSDA Riau, Gajah Betina itu memang sudah tampak tidak berdaya
untuk menahan tubuhnya yang besar dan sesekali jatuh di tanah saat dalam
penanganan. Tim medis BBKSDA yang menangani Gajah itu mulai dari pukul 14:00
Wib. Situasi ditemukannya Gajah sakit itu sempat membuat warga sekitar
berdatangan untuk melihat keadaan Gajah dan situasi pada saat penanganan medis
dilaksanakan oleh tim medis.
Dokter hewan yang
menangani Gajah Betina pengidap Tumor dan Inveksi berat itu mengatakan, “Kami
tim medis berupaya melakukan penyembuhan bagi satwa yang dilindungi Negara ini
agar dapat bertahan hidup. Namun penanganan yang kami lakukan bertahap,
mengingat kondisi fisik dan penyakit yang di derita gajah ini. Pada dada gajah
ini terdapat pembengkakan oleh karena adanya Tumor. Ada kemungkinan Tumor itu
tergesek atau terkena ranting ataupun dahan pohon yang mengakibatkan luka
didada itu inveksi dan mengeluarkan bau busuk yang mengundang lalat hinggap dan
menggerogoti luka tersebut”, papar Anhar Lubis.
“Saat ini kami
hanya bisa melakukan perawatan terhadap gajah betina ini. Kami tidak melakukan
pembedahan terhadap penyakit Tumor yang diidap sang gajah, karena apabila akan
dilakukan pembedahan, hal itu perlu persiapan yang matang dan persediaan
obat-abatan yang lengkap serta peralatan bedah yang memadai. Selain biaya bedah
yang sangat besar, dari segi resiko juga sangat tinggi akan terjadinya kematian
terhadap satwa liar ini. Yang kami lakukan ini memang hanyalah tindakan
pengobatan tahap awal”, ujar Anhar.
“Kita tidak
melakukan tindakan pembedahan terhadap gajah betina ini Karena kami sangat
kuatir akan jahitan setelah operasi itu nantinya tidak sanggup untuk menahan
bobot organ-organ tubuh bagian dalam gajah itu yang cukup berat. Terlebih lagi
keadaan gajah yang sudah sangat lemah akibat kurangnya asupan makanan ke
tubuhnya membuat badan/tubuh gajah ini tampak kurus”, tambahnya.
Ketika awak media
ini bertanya dan meminta tanggapan kepada Komunitas Selamatkan Satwa Gajah
& Lingkungan (KSSGL) mengenai bertambahnya seekor gajah lagi yang mati
dalam wilayah pengawasan BBKSDA, ketua KSSGL Dantes Sianipar mengatakan,
“Kenapa tunggu mati dulu gajah baru pihak BBKSDA mengutus tim Medisnya turun
kelapangan??? Apakah selama ini tidak pernah dilakukan pengecekan ataupun
pemantauan ke lapangan untuk melihat kondisi dari pada gajah-gajah liar itu???
Apakah cukup hanya dilakukan pengobatan awal saja terhadap Gajah yang sudah
mengidap penyakit kronis seperti itu???”, tutur Dantes Sianipar baru-baru ini
kepada awak media.
“Bagaimana bisa
seekor Gajah Betina mengidap penyakit yang akut tidak diketahui oleh pihak
BBKSDA Prov.Riau sampai selama ini hingga mengakibatkan melayangnya nyawa gajah
betina tersebut??? Padahal Rangau KM.6 dan sekitarnya ini kan masih termasuk
dalam kawasan pengawasan pihak BBKSDA Riau. Dan bagaimana mungkin seekor gajah
liar dapat menderita tumor sampai Inveksi berat seperti itu dengan sendirinya
tanpa diketahui penyebab dari asal muasal penyakit tersebut??? Apakah tim medis
sudah mendapatkan hasil dari Outopsi yang dilakukan di Laboratorium Sumbar atau
Lab.Bogor itu apa belum??? Pihak Tim Media jangan hanya bisa dengan cepat
mengambil organ-organ tubuh bagian dari satwa berbelalai itu, tapi harus bisa
juga cepat mendapatkan hasil Outopsinya agar diketahui apa penyebab dari adanya
Tumor di tubuh Gajah Betina yang sudah mati tersebut”, tegasnya. *001.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar