- KOTA PEKANBARU KEMBALI DISELIMUTI ASAP.
- Kabut Asap di Riau Semakin Parah.
- Asap Tebal Tak Halangi Aktifitas & Lalu Lintas.
Pekanbaru, Menara Riau
Indeks polusi udara di
Pekanbaru menunjukkan tingkat 102 Psi, yang tidak sehat. Menurut pengamatan,
kabut yang pertama terlihat pada Selasa, 7 Oktober 2014, dan sejak itu terus
menebal sepanjang hari berikutnya dan malam, menyelubungi sejumlah bangunan di
pusat kota Pekanbaru.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) di
Pekanbaru mengatakan, ada sekitar 20 titik api tersebar di Sumatera daratan
saat ini. Menurut citra satelit BMKG ini, terdapat delapan titik api
masing-masing di Sumatera Selatan, Jambi dan Riau-secara signifikan turun dari
253 poin diidentifikasi pada hari sebelumnya.
“Hotspot Riau yang
terletak di sekitar Kuantan Singingi, Pelalawan, dan Indragiri Hulu. Satelit
kami telah mengambil lebih tiga hotspot dengan kurang dari 70 derajat,” kata
Kepala BMKG Pekanbaru, Sugarin.
Kabut tebal telah
mengurangi jarak pandang sekitar Riau-Pekanbaru, visibilitas ke tiga kilometer.
Visibilitas di Rengat adalah ke 4 kilometer, sementara visibilitas di Dumai dan
Pelalawan lima kilometer dan tiga kilometer.
Secara umum, kabut di Pekanbaru ini diperparah ketika angin
bertiup di arah barat daya dari asap tenggara-membawa ke Pekanbaru pada
kecepatan lima sampai 15 knot. Sedikit mendung diperkirakan lebih dari
provinsi.
“Ada kemungkinan
hujan sedang di malam atau akhir malam di utara, barat, dan tengah Riau, ini
bisa sedikit menghapus kabut yang sangat menganggu masyarakat,” kata Sugarin. (*HDc /001).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar