CV. MENARA RIAU

PENERBIT CV. MENARA RIAU |PENDIRI|Sam Abednego Simbolon|PENASEHAT AHLI| M.T.Simbolon, Jhonny Hanny Tompunu,S.Th, M.Pd.K | PEMBINA | DR(HC).Sofyan,SR, DR(HC).Agen Simbolon | PIMPINAN UMUM |W.J.S | PIMPINAN PERUSAHAAN | Sam Abednego.S. | PIMPINAN REDAKSI | Sam Abednego Simbolon | REDPEL | | SEKRETARIS |Dewi.M.P| PENASEHAT HUKUM | IMMANUEL NDOEN,SH,MA,M.TH | STAF AHLI |Dantes.S.| LITBAG | Erwin.F.N | IT |Bromy Liong Sinaga, Harmen Suhaimi Harahap | DISIGN GRAFIS | H.S.Hrp, Willy Andreas Pasaribu | BIRO PEKANBARU | | BIRO BENGKALIS | Erwin F. Nababan (Kepala), R.L.Tampubolon, j.saragih, Ronal.S (Duri)| BIRO ROHIL | Supardi (Kepala)| BIRO ROHUL | | BIRO KAMPAR | | BIRO SIAK | | BIRO PELALAWAN | | BIRO INHIL |Supeno| BIRO INHU | |

Kamis, 20 Maret 2014

PEMBANGUNAN RUANG KELAS SD N 33 DESA TASIK SERAI TERLANTAR


  • Sinur S, ''Proyek Pembangunannya dari APBD Tahun 2012, sampai Tahun 2014 ini belum juga selesai''. 
  • Ketua Komite, ''sudah 2 kali wali murid terbebani biaya pembangunan ruang kelas''. 

 PINGGIR-MRo

Berbagai program pembangunan gedung sekolah yang layak terus di programkan oleh pemerintah pusat maupun pemerintahan daerah. Dengan harapan, tentunya tercapainya tujuan pendidikan Nasional yang baik serta berkwalitas. Berbagai fasilitas dengan perencanaan yang matang dari tiap-tiap satuan kerja dalam hal pembangunan gedung sekolah pun telah terkonsep dengan baik, tetapi masih banyak juga kita jumpai proyek-proyek pembangunan gedung sekolah yang tidak terselesaikan dengan baik. Dengan kata lain pembangunan gedung sekolah yang terbengkalai. 

    Seperti yang terpantau tim Suara Nasional, di SD N 33 Desa Tasik Serai, Kec.Pinggir, Kab.Bengkalis, yaitu pembangunan gedung sekolah yang terdiri dari 3 ruangan kelas tersebut, tidak terselesaikan dengan baik - Terlantar. Dan tampak di sekitar bangunan tersebut sudah ditumbuhi rumput-rumput liar.   

    Kepala sekolah SD N 33 Tasik Serai, Sinur Sirait, saat ditemui Suara Nasional di ruangan kantornya menjelaskan, sekolah kita memperoleh pembangunan ruang kelas terrsebut pada Tahun 2012 yang lalu. Herannya kok sampai sekarang ini belum juga terselesaikan dengan baik. Dan saya sudah berulang kali melaporkan hal tersebut kepada atasan saya. Tetapi belum juga ada realisasi yang nyata terhadap lanjutan pembangunan ruangan kelas itu.   

    Lanjutnya, padahal kami sangat memerlukan adanya penambahan ruangan untuk belajar peserta didik kami. Saat ini kami hanya mempunyai 3 ruangan kelas yang layak, yang mana 1 ruangannya merupakan kantor, dan 2 ruangan lagi dipergunakan untuk peserta didik kami belajar. Sementara 3 ruangan kelas yang lainnya, sudah tidak layak lagi untuk dipergunakan. Harapan saya agar pihak kedinasan segera memperhatikan kondisi sekolah SD N 33 ini, ungkap Sinur Sirait. 

    Sementara , Ketua Komite SD N 33 Tasik Serai, Benteng Munte, saat ditemui tim Suara Nasional menerangkan, demi membangun ruang kelas tambahan,  untuk anak-anak kami agar dapat belajar dengan baik, kami melalui rapat dengan para wali murid memutuskan pengutipan sebesar Rp.83.000,- / wali murid. Ini sudah yang kedua kalinya, sebelumnya hanya Rp.25.000,- / wali murid. Dari pada menunggu bantuan dari pihak pemerintah yang tak kunjung datang, yang sudah ada saja tidak dilaksanakan dengan baik. Harus gimana lagi, anak-anak kami sangat membutuhkan ruang kelas yang layak, walaupun itu dari papan, cetus komite SD N 33 Tasik Serai. 

    Satu sisi, R.Panjaitan, yang merupakan aktifis LSM Gapura, terkait dengan kondisi SD N 33 Tasik Serai, menyatakan, seharusnya jauh lebih bijaksana pihak sekolah yang mengoreksi, kenapa bantuan bangunan yang berasal dari anggaran APBD Tahun 2012 Kabupaten Bengkalis tersebut, di terlantarkan. Padahal pihak sekolah kan sangat membutuhkan adanya bantuan bangunan ruang kelas tersebut. Kiranya, pihak-pihak yang terkait segera menindak lanjuti bangunan yang terlantar tersebut, agar tidak terulang kembali pungutan-pungutan untuk pembangunan ruang kelas,  yang di bebankan kepada para wali murid, terang R.Panjaitan. (sn / *001)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar